Senin, 30 April 2012

LAPORAN OBSERVASI CARA PENANGANAN ANAK PENDERITA TUNAGRAHITA PADA SLB RINDANG KASIH SECANG

LAPORAN OBSERVASI
CARA PENANGANAN ANAK PENDERITA TUNAGRAHITA
PADA SLB RINDANG KASIH SECANG
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
Dosen Pengampu Zuhron Arofi,S.Pd.I

LOGO_UMM.jpg

OLEH :
ISLACHUL IMAM ( 09.0401.0017 )


PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER VI
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
TAHUN 2012



CARA PENANGANAN ANAK PENDERITA TUNAGRAHITA
PADA SLB RINDANG KASIH SECANG

SLB Rindang Kasih Secang  terletak di kelurahan Madusari kecamatan Secang kabupaten Magelang, SLB ini berdiri sejak tahun 1962. Dan SLB ini membuka kelas bagi anak-anak penderita Tunagrahita.
Pada SLB Rindang Kasih ini untuk kelas Tunagahita di bagi menjadi kelas C dan C1, untuk kelas C1 adalah kelas yang menangani anak yang sudah bisa mengurus dirinya sendiri dan hanya diberi pendidikan yang ada di kurikulum sekolah, dan kelas C1 ini sering si sebut kelas Mampu Didik. Sedangkan untuk kelas C adalah kelas yang menangani anak yang belum bisa mengurus dirinya sendiri dan pemberian materi pendidikannya adalah untuk merawat dirinya sendiri.
Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran untuk anak-anak tunagrahita di SLB Rindang Kasih ini antara lain :
  1. Belajar secara individu, berbeda-beda ( secara klasikal ), maksudnya adalah setiap anak pasti berbeda-beda kasusnya maka cara mengatasinya dalam proses pembelajaran juga harus berbeda-beda atau secara individu.
  2. Untuk khusus anak autis, karena ada salah satu anak SLB Rindang Kasih ini yang menderita autism aka cara penangannya dalam pembelajaran adalah ssitem satu kelas satu guru, maka anak yang autis itu ditangani oleh satu guru yang khusus.





  1. Untuk pelaksanaan tes agar masuk kelas C atau C1, yaitu melalui tes IQ yang bekerjasama dengan psikologi dari Rumah Sakit Jiwa Magelang.
Pada saat kami melakukan observasi ada sebuah kasus yaitu salah satu anak penderita tunagrahita yang tiba-tiba ngamuk memukul pintu kantor guru, terus kami bertanya pada salah satu guru tersebut bagaimana cara menangani atau menegur anak yang seperti itu?
Jawaban yang diperoleh dari salah satu guru tersebut cara penangannya atau cara menegurnya adalah dengan memberi contoh yang kongkrit,maksudnya memberikan contoh yang nyata dan mudah di mengerti oleh anak itu. contoh penegurannya seperti ini “ Nak, ini pintu jangan di pukuli nanti kamu sakit mukulin pintu karena pintu itu terbuat dari kayu dan kayu itu keras, nanti kalau kamu sakit tidak bisa ikut belajar dan bertemu dengan teman-teman bagaimana?jangan di pukuli lagi ya? “.
Selain itu kami juga masuk ke sebuah kelas yaitu kelas V untuk kelas C, disana kami melihat cara pembelajaran yang menurut kami hampir ada kesamaan sedikit dengan sekolah biasa tapi sebenarnya juga terasa berbeda, dan cara pembelajaran di kelas V tersebut adalah :
  1. Menggunakan metode menulis dengan penjelasan-penjelasan yang dituliskan di papan tulis.
  2. Siswa  per siswa di tes membaca dan menulis satu persatu secara bergantian.

tugas RIVIEW PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH DI ERA GLOBALISASI

REVIEW
PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH DI ERA GLOBALISASI
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Materi & Pemb. Al Qur’an Hadits
Dosen Pengampu Muis Sad Iman, S.Ag , M.Ag

LOGO_UMM.jpg

OLEH :
ISLACHUL IMAM ( 09.0401.0017 )



PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER V
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
TAHUN 2012




PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH DI ERA GLOBALISASI

  1. LATAR BELAKANG
Sebagai gerakan dakwah Islam dan dakwah amar ma’ruf nahi munkar, Muhammadiyah mengkomunikasikan pesan-pesan dakwahnya dengan cara menanamkan khazanah pengetahuan melalui jalur pendidikan. Tegasnya pendidikan sudah menjadi nafas Muhammadiyah.Nyatanya , peta dunia sekarang sangat berbeda dari kondisi ketika Muhammadiyah berdiri dulu. Sekarang sudah pada Era Globalisasi atau di kenal dengan zaman modern, lalu bagaimanakah seharusnya pendidikan Muhammadiyah bisa berperan di zaman modern seperti sekarang ini?
  1. TUJUAN PENULIS
M Husnaini yang latar belakangnya sebagai Pendidik di Pondok Pesantren Al Basyir Takaerharjo Solokuro Lamongan ini bertujuan untuk merenungkan bersama dan memberikan sebuah usulan atau saran dengan sebuah istilah “ Terapi Pendidikan Muhammadiyah “ dengan tujuan agar Pendidikan Muhammadiyah menjadi pendidikan yang unggul dan mampu bersaing di dalam kerasnya Era Globalisasi saat ini.
  1. PEMBAHASAN
Sekarang kita telah memasuki sebuah era baru yang disebut Alvin Toffler dalam Power Shift dengan istilah The Third Wave. Era ini ditandai oleh pesatnya perkembangan dalam bidang sains dan teknologi.
Kenyataan seperti itu jelas merupakan tantangan-tantangan yang harus dijawab secara cerdas dan bijak oleh dunia pendidikan. Terutama Muhammadiyah yang dakwahnya melalui bidang pendidikan.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Muhammadiyah harus melakukan terapi atas system pendidikannya. Muhammadiyah harus lebih kuat lagi memompa kualitas pendidikannya, jangan sampai kualitas pendidikan Muhammadiyah mengalami kebuntuan intelektual
Jangan biarkan pikiran “ tidak ada rotan akar pun  jadi “ masuk dalam ranah pendidikan Muhammadiyah, kelak pendidikan harus betul-betul melahirkan “ generasi pilihan “ dengan “ tugas pilihan “ pula.


Penulis ingin memberi saran kepada sistem pendidikan Muhammadiyah melalui perbaikan di enam sektor yang berperan dalam pendidikan, yaitu :
a.      Masalah Bibit ( Human Material ) , asumsinya sederhana, Bibit yang bermutu akan menghasilkan produk yang bermutu pula dan untuk memperoleh bibit yang bermutu yaitu dengan adanya proses seleksi, intinya melakukan seleksi masuk bagi peserta didik secara ketat dan obyektif.
b.      Rekrutmen tenaga pendidikan, dalam merekrut tenaga pendidik harus ada seleksi yang ketat mulai dari integritas akhlak dan moral sampai pada ijazah atau lulusan pendidikan terakhir yang diberlakukan harus sudah S1.
c.       Sarana dan Prasarana Pendidikan, dalam zaman modern sekarang ini fasilitas pendidikan harus juga mengikuti perkembangan zaman misalnya kelas harus sudah dilengkapi media pembelajaran seperti laptop, LCD, OHP, pengeras suara dan yang lainnya.
d.      Koleksi perpustakaan, perpustakaan berperan sentral sebagi pusat kajian pendidikan maka dari itu perpustakaan yang ada di sekolah atau lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah harus memperbanyak buku guna menambah referensi keilmuan.
e.      Pengembangan Metodologi pengajaran, pengkajian dan penelitian, jika mau jujur kegiatan penelitan sampai hari ini belum menjadi denyut nadi dalam pendidikan Muhammadiyah. Padahal hal ini adalah pamor sebuah lembaga pendidikan.
f.        Pengembangan Bahasa Asing, Pendidikan Muhammadiyah tidak boleh lagi sekedar mencetak alumni yang lihai berbahasa Indonesia tetapi juga harus mempu berbahasa asing seperti Arab, Inggris, Jerman , Jepang dan yang lain.     

  1. REFERENSI
Artikel Pendidikan karya M Husnaini (Pendidik di Pondok Pesantren Al Basyir Takaerharjo Solokuro Lamongan) pada Majalah “ SUARA MUHAMMADIYAH “ Edisi 06/96 tanggal 16-31 Maret  2011